Thursday, January 19, 2006

Pemakaman semu.

Minggu, 15 hari sebelum Rabu ini
Awan hitam berarak mengantar kepergiannya
Misa Requiem telah disiapkan
Kidung pedih yang menyayat hati berkumandang
Sehingga barisan awan hitam pun mulai menangis
Pemakaman sebuah mimpi.
Gelap dan suram
Dingin dan murung
Semua yang hadir sendu berbalur lara
Di kejauhan kau tetap geming dalam senyum tipismu.
“aku tahu dia belum mati, dia eterna. Sang abadi” bisikmu lirih.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home