Friday, February 17, 2006

Aurora, Aurora

Demikian mereka menggumamkan namamu

Memanggilmu yang terlelap jutaan waktu lamanya

dibungkus rajutan mimpi yang menyelimuti tidurmu


Aurora, Aurora

Lebih dari seorang dua pangeran datang dan pergi

Mengusik dan mencoba memboyongmu masuk ke dunia nyata

Sia-sia upayanya

kulai membingkai pejammu, lunglai memberatkan ragamu


Aurora, Aurora

Benang apakah yang menyulam mimpimu

Begitu kuat dan ketat seratnya mengikat

Hingga besi pada gunting teruncing sekalipun

Tak sanggup mematahkannya


Aurora, Aurora

Senyum bekumu mengigau berkata

kuhidup di dalam dekapan hangat selimut mimpiku”

Meredupkan belalak mata mereka yang bangun


Aurora, Aurora

Waktu terus berjalan dalam putaran hidup yang silih berganti

Kami tak bisa berlama-lama terpaku pada poros maya

Bangunlah


Aurora, Aurora

Semu hangatnya mimpi perlahan kan lelehkan jiwamu

Dan dia…tetap tak peduli sekalipun kau tidur lumer sampai mati


Aurora, Aurora

Bangunlah.

1 Comments:

Blogger porcelina said...

Luv it!!

12:14 PM  

Post a Comment

<< Home